Rilis Berita

Penatua dan Sister Gong Mengajarkan Para Wanita untuk Mengasihi seperti Kristus Mengasihi

Pesan-pesan di Konferensi Wanita BYU mengajarkan bahwa pelayanan sangat penting untuk mempersatukan jemaat dan komunitas.

 

Penatua Gerrit W. Gong dari Kuorum Dua Belas Rasul dan istrinya, Susan, mengajar jemaat yang terdiri dari lebih dari 10.000 wanita dari segala umur Jumat lalu bahwa baik pelayanan sehari-hari maupun tindakan dramatis yang tidak mementingkan diri sendiri adalah penting untuk meningkatkan persekutuan dan persatuan di jemaat dan komunitas.

Rasul baru ini dan istrinya adalah pembicara terakhir pada Konferensi Wanita BYU 2018 di Provo, Utah.

Penatua dan Sister Gong berbicara kepada konferensi yang bertema “memperkuat satu sama lain di dalam Tuhan,” di mana Penatua Gong menyampaikan bahwa itu diwujudkan di dalam perintah Juruselamat yang pertama dan kedua yaitu untuk mengasihi Allah dan satu sama lain.

Penatua Gong mengilustrasikan poinnya dengan berbagi kisah tentang sebuah keluarga yang ia bantu beberapa tahun yang lalu sebagai seorang uskup, atau pemimpin dari salah satu jemaat Gereja yang terdiri dari lebih dari 30.000 anggota.

Pemanas air keluarga Ritter bocor, menyebabkan air merembes melalui lantai. Kemudian rayap memakan kayu dan menyebabkan lantai rumah mereka amblas. Karena keluarga itu tidak mampu membayar biaya perbaikan, mereka mematikan pemanas air mereka. Penatua Gong mengunjungi rumah mereka, memperhatikan kebutuhan mereka, dan membahas keadaan keluarga itu dengan para pemimpin lainnya di jemaat itu. Segera, para anggota Gereja yang memiliki keterampilan untuk memperbaiki lantai, dinding, karpet, perabot, dan cat membantu memperbaiki rumah keluarga Ritter.

Salah satu dari mereka yang melayani keluarga Ritter adalah Larry O’Conner. Tak lama setelah kelompok itu memperbaiki rumah keluarga Ritter, rumah Larry terbakar, dan keluarga Ritter termasuk yang pertama untuk membantu keluarga O’Conner memperbaiki rumah mereka. Siklus pelayanan ini adalah salah satu kekuatan dari sebuah komunitas beragama, kata Penatua Gong.

“Bagi saya, ada lingkaran yang menakjubkan, bernilai luhur, dan harmonis, sewaktu kita memperkuat satu sama lain di dalam kasih-Nya,” kata Penatua Gong. “Keluarga O’Conner membantu keluarga Ritter, keluarga Ritter membantu keluarga O’Conner, dan sementara itu sebuah komunitas Orang-Orang Suci Zaman Akhir terbentuk. Tiap hari, dalam berbagai cara, kita masing-masing membutuhkan dan dapat menawarkan kasih dan dukungan dalam cara-cara yang kecil, sederhana, penuh kuasa, dan mengubah hidup.”

Sister Gong berbicara tentang tiga makna berbeda dari suatu gagasan tentang saling mengasihi seperti Yesus mengasihi. Ia berkata bahwa Yesus memahami hati kita, serta dilengkapi dengan belas kasih dan tanggapan-Nya atas kebutuhan spesifik kita.

“Kita dikasihi dengan ‘karunia yang tiada bandingannya dari kasih [Juruselamat]’ dan kasih yang tak terbatas dari Bapa Surgawi kita. Melalui kasih Mereka, kita dapat memahami satu sama lain, saling mengasihi, dan memberkati satu sama lain dengan segala cara yang penting dan istimewa,” kata Sister Gong.

Para Penasihat Lembaga Pertolongan Berbagi Pesan Persatuan pada hari Kamis

             

Bagian dari rangkaian acara konferensi pada hari Kamis lalu adalah dua orang penasihat dari Presidensi Umum Lembaga Pertolongan, Sister Sharon Eubank dan Sister Reyna I. Aburto, yang membahas program pelayanan baru Gereja.

Presentasi mereka berfokus pada sebuah pernyataan oleh Lucy Mack Smith, ibu dari Nabi Joseph Smith. Ia berkata, “Kita harus saling menghargai, saling mengawasi, saling menghibur, dan memperoleh pengajaran agar kita semua dapat duduk bersama di surga.”

“Saya tahu tema pertemuan ini diilhami karena ini adalah definisi dari pelayanan,” jelas Sister Eubank, penasihat pertama. “Saling mengawasi adalah salah satu alasan didirikannya Lembaga Pertolongan. Itu semua berawal dari mengenal orang lain dan mengetahui apa yang benar-benar mereka butuhkan. Pelayanan bukanlah sesuatu yang bisa disamaratakan atau ‘one size fits all’.”

“Saya ingin merekomendasikan bahwa pelayanan yang lebih tinggi dan lebih kudus akan menjadikan kita lebih nyaman duduk bersama satu sama lain, bahkan jika kita berpikir kita sangat berbeda,” tambah Sister Aburto, penasihat kedua. “Kita terkadang bersikap keras terhadap satu sama lain sebagai wanita; kita mungkin mulai menghakimi, membanding-bandingkan, dan bersaing, alih-alih berbelas kasih dan berbagi kasih amal. Tetapi kita dapat mengubah budaya itu di dalam Gereja, dan kita harus.”

Kedua pemimpin organisasi wanita ini mengimbau jemaat untuk tidak merasa kewalahan. “Melakukan lebih baik tidak selalu berarti melakukan lebih banyak. Dan jika Anda hanya melakukan satu hal terilhami tiap hari, Anda adalah alat Tuhan,” kata Sister Eubank. “Saya telah menghitung bahwa jika saya melakukan satu hal yang datang melalui ilham, 365 kali per tahun selama 50 tahun, itu akan menjadi total 18.250 hal yang ingin Tuhan lakukan.”

Sister Aburto menambahkan, “Saya ingin meyakinkan Anda bahwa Tuhan menerima segala upaya Anda. Pengumuman di konferensi umum bukanlah untuk meminta kita melakukan lebih banyak – daftar kita sudah penuh! Tetapi mungkin kita dapat melakukan hal-hal yang benar. Hal-hal sederhana. Hal-hal yang Tuhan sendiri ingin lakukan.”

Simak ceramah berdasarkan permintaan di bawah ini:

Elder dan Sister Gong

Sister Eubank dan Sister Aburto

Catatan Panduan Gaya:Ketika melaporkan tentang Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir, mohon gunakan nama lengkap Gereja dalam rujukan pertama. Untuk informasi lebih lanjut mengenai penggunaan nama Gereja, pergi ke panduan gaya daring kami.Panduan Gaya.